Calender Midun's

Senin, 25 Februari 2013

Cara Memasang Widget Facebook dan Twitter

Halo sobat Indonesia,
Okelah, tadi saya telah membuat widget Facebook & Twitter yang jika diklik akan menuju ke Profil Fb & Twitter anda.
Dibawah ini adalah contoh widget dan cara memasang diblog:

1.  Masuk ke blogger anda > tata letak > Tambahkan Gadget > HTML/JavaScript
Lalu taruh script dibawah ini :

<div style="text-align: center;">
<a href="http://facebook.com/cii.fatma"><img height="150" src="http://i.imgur.com/72icgF0.png" width="150" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://twitter.com/ndunmidun/"><img height="150" src="http://i.imgur.com/Vsa3fV3.png" width="150" /></a></div>

Catatan : yang tulisan nya (bold dan berwarna hitam) diganti dengan username anda.
Sekian terimakasih ~

Sabtu, 23 Februari 2013

Cara Membuat kalender di Blog




  1.  Tata Letak
  2.  Tambah Gadget
  3.  Klik menu Edit HTML
  4.  Copy seluruh kode HTMl lalu paste pada program notepad kemudian save. Ini di maksudkan untuk   berjaga-jaga apabila terjadi kesalahan dalam proses editting template, sobat masih mempunyai data untuk mengembalikannya ke semula.
  5. Copy kode yang tadi telah ada di notepad lalu paste pada tempat yang di inginkan, mau di sidebar atau di manapun boleh.
  6. Klik tombol Simpan Perubahan Template
  7.  Selesai. 

Kamis, 07 Februari 2013

istilah-istilah dalam internet yang mungkin anda perlu ketahui

Istilah-istilah dalam Internet yang mungkin anda perlu tahu

Istilah Internet. Inilah beberapa istilah-istilah internet yang mungkin ada diantara Anda yang ingin tahu. Berikut ini beberapa istilah internet tersebut beserta artinya :

* Banner :
adalah media informasi dalam bentuk image / gambar untuk menayangkan iklan bergambar pada sebuah webpage.
* CGI/Perl :
bahasa komputer yang digunakan untuk membuat program interaktif di dalam sebuah webpage. Dikembangkan oleh pemakai komputer UNIX/LINUX.
* Chat :
adalah sebuah program yang diterapkan dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet) yang digunakan oleh user untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk tulisan (ketik) secara realtime (idealnya tidak ada waktu tunggu).
* Chatting :
istilah khusus yang digunakan untuk melakukan interaksi di program chat.
* Client :
adalah sebuah komputer yang bertugas menerima data dan informasi yang telah diolah oleh Server yang diperlukan oleh user. Client biasanya di kendalikan / digunakan oleh seorang user.
* Dial-Up :
adalah jenis koneksi internet dengan menggunakan jaringan telpon.
* Dial-Up Networking :
adalah fasilitas network yang dimiliki oleh sistem operasi Microsoft Windows yang dapat digunakan untuk melakukan koneksi Dial-Up, yaitu koneksi jaringan, baik jaringan komputer atau internet, dengan menggunakan fasilitas jaringan telpon.
* Domain name :
adalah nama khusus dan unik yang digunakan untuk penamaan situs web pada internet.
* Download :
adalah proses pengambilan atau transfer file dari sebuah situs web internet ke media penyimpanan yang terdapat di komputer Client yang dipakai oleh user.
* E-Commerce :
Electronic Commerce adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan perdagangan atau transaksi perbankan elektronis di internet, baik Business to Business E-Commerce maupun Business to Costumer E-Commerce.
* E-mail :
atau elektronic mail atau surat elektronik adalah sebuah program yang diterapkan dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet) yang digunakan oleh user untuk mengirimkan pesan dalam bentuk tulisan (ketik) atau gambar kepada user lain di dalam atau di luar jaringan komputer tersebut. User dapat pula menerima (receive e-mail), membalas (reply e-mail), dan meneruskan (forward e-mail) kepada user lain
* FTP :
file transfer protocol adalah protokol (antarmuka) yang digunakan untuk men-transfer, mengirim atau menerima file dari internet.
* Hacker :
adalah seorang yang ahli dalam bidang komputer, internet pada khususnya, dimana dengan keahliannya tersebut dapat menembus, merusak, serta melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dalam suatu jaringan komputer (termasuk internet). Misalnya merusak website yang ada, merusak program yang telah di buat oleh webmaster, atau administrator.
* Homepage :
adalah halaman muka atau halaman utama yang ditampilkan dari sebuah website di internet, jika user memasuki alamat site tersebut pada webbrowser.
* HTML :
Hyper Text Markup Language, adalah bahasa komputer yang digunakan untuk membuat sebuah halaman webpage.
* Http://
http atau Hyper Text Transfer Protocol adalah kode yang dituliskan pada awal site, untuk menjelaskan pada program webbrowser bahwa protokol (antarmuka) yang digunakan adalah http
* Internet Explorer :
program komputer yang digunakan untuk dapat menampilkan halaman-halaman yang ada pada sebuah website di internet, yang dibuat oleh Microsoft Corp.
* Internet-TV : adalah sebuah TV yang dimodifikasi untuk dapat digunakan sebagai media / alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi melalui internet.
* Intranet : sumber daya informasi yang digunakan untuk kepentingan internal dari suatu instansi atau perusahaan dengan menggunakan jaringan komputer yang ada.
* ISP : Internet Service Provider, adalah lembaga/instansi/perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan penyedia jaringan internet.
* Login : otorisasi yang dilakukan oleh seorang user dengan memasukkan username dan password di dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).
* Logoff :
tidak melanjutkan kembali atau keluar dari sebuah sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).
* Lycos : adalah search engine di internet yang dapat digunakan oleh user untuk mencari. http://www.lycos.com
Modem : adalah alat komunikasi tambahan yang digunakan oleh komputer / notebook agar bisa melakukan koneksi dengan jaringan komputer lain, internet misalnya
* Netscape Navigator : program komputer yang digunakan untuk dapat menampilkan halaman-halaman yang ada pada sebuah website di internet, yang dibuat oleh Netscape Corp.
Password : kode rahasia yang digunakan oleh user untuk dapat mengotorisasikan username yang dia miliki untuk dapat semasuki sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).
* Plugin : adalah program khusus yang dapat di tambahkan pada program webbrowser dimana dapat membantu webbrowser untuk dapat menampilkan animasi, program interaksi, 3D object, tertentu dengan baik.
* Script : adalah kumpulan perintah yang disusun dalam bahasa komputer tertentu (Java, VisualBasic, CGI/Perl) untuk melakukan sebuah program interaktif atau animasi dalam sebuah webpage.
* Search Engine : adalah sebuah program di internet (website tertentu) yang digunakan untuk mencari informasi tertentu yang di perlukan oleh user. Misal : Yahoo, Lycos, Altavista, Excite dan lainnya.
* Server : adalah sebuah komputer yang bertugas melayani pembagian serta pengolahan informasi yang diperlukan oleh Client. Server biasanya di kendalikan oleh seorang admin.
* Upload : adalah proses pengiriman atau transfer file dari media penyimpanan yang terdapat di komputer Client yang dipakai oleh user ke sebuah situs web di internet.
* User : pemakai atau pengguna dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).
* Virus : adalah program tersembunyi yang dapat ‘menebeng’ atau ‘membonceng’ pada program lain yang terdapat pada internet, atau pada surat elektronik, yang sangat merugikan user dan admin, dimana program tersebut dapat merusak program lain yang dimiliki oleh user di komputernya, dan juga dapat merusak program interaksi yang terdapat pada situs web yang sedang di maintain oleh admin.
* VisualBasic : bahasa komputer yang digunakan untuk membuat program interaktif di dalam sebuah webpage. Dikembangkan oleh perusahaan Microsoft Corp.
* Voice-mail : sama seperti halnya dengan e-mail akan tetapi yang dikirimkan bukan berupa teks, melainkan berupa suara.
* WAP : Wireless Application Protocol, adalah fasilitas pada handphone yang dapat digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu yang terhubung dengan internet. Dengan WAP kita dapat menggunakan internet tidak saja untuk menerima dan mengirim handphone, bahkan untuk kalender, jadwal, serta gambar.
* Web browser : program komputer yang digunakan untuk menampilkan webpage. Contoh web browser : netscape navigator, internet explorer, dan lain-lain.
* Webmaster : seorang yang bertanggungjawab untuk membuat dan memelihara situs web yang bersangkutan.
* Web page : adalah halaman yang dapat ditampilkan di sebuah website di internet, yang dapat menampilkan, teks, gambar, bahkan suara, animasi dan video.
* Website : adalah sebuah kumpulan halaman (webpages) yang di awali dengan halaman muka (homepage) yang berisikan informasi, iklan, serta program interaksi.
* www : world wide web adalah istilah yang digunakan dalam internet untuk awal

istilah-istilah internet dan kegunaannya

ISTILAH-ISTILAH INTERNET DAN KEGUNAANNYA

  • MODEM = pengubah dari data analog ke digital atau sebaliknya
  • LAN = jaringan komputer area terbatas seperti gedung,perkantoran dan sekolah
  • E-MAIL = mengieim surat elektronik
  • DOWNLOAD = proses pengopian/ penyalinan dari web ke komputer
  • CLIEN = komputer pemakai jasa internet
  • CHATTING = ngobrol di internet
  • ACCESS = kegiatan mengambil atau menyimpan dari internet ke komputer kita
  • BANDWIDTH = kapasitas dan kecepatan jaringan untuk transfer data
  • ATTACHMENT = fasilitas untuk melampirkan surat dalam pengiriman e-mail
  • DOMAIN = kelompok jaringan yang diorganisasi menjadi satu kesatuan
  • DIAL UP = menghubungkan komputer dengan internet melalui telepon
  • INTERNET = jaringan komputer dalam lingkungan terbatas
  • UPLOAD = memasukan website ke halaman internet
  • IRC = internet relay chatting sebuah bahasa program chatting
  • OFF LINE = memutus hubungan dengan internet
  • ON LINE = tersambung dengan halaman internet
  • WEB PAGE = halaman web merupakan bagian dari web
  • WIRELES = koneksi internet tanpa kabel dengan host
  • TAG = jenis teks yang ada pada program HTML
  • REFRESH = memperbarui/ memasukan tampilan halaman web

Selasa, 05 Februari 2013

Potensi Wisata budaya di Kabupaten Kutai Kartanegara

Potensi Wisata Budaya di Kabupaten Kutai Kartanegara
 
Obyek wisata yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah :
1. Kedaton Kutai Kartanegara,
Kedaton terletak di pusat Kota Tenggarong, terletak di belakang Museum Mulawarman dan di depan Monumen Pancasila Tenggarong atau Jalan Monumen barat. Dan letaknya tidak jauh dari Museum Mulawarman, Planetarium Jagad Raya dan Masjid Jami Adji Amir Hasanoeddin. Dibangun pada tahu 2001 dan sejarah dibukanya objek wisata ini adalah untuk melestarikan budaya Kutai. Pihak Kesultanan membuat Lembaga Adat dan Dewan Adat di setiap daerah-daerah yang merupakan wilayah Kerajaan Kutai sebagai wadah untuk melestarikan budaya, fungsinya sebagai perpanjangan tangan dari Kesultanan Kutai.

2. Masjid Jami Adji Amir Hasanoeddin Tenggarong,
Masjid Jami Hasanoeddin masuk wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara dan cirri khas kerajaan Kutai yang ada pada zaman Raja Adji Mahkota berupa mushola kecil dan dibangun menjadi masjid berukuran besar pada tahun 1930 pada saat Kerajaan Kutai diperintah oleh Sultan Adji Mohammad Parikesit ( 1920-1959 ).

3. Muara Kaman,
Kecamatan Muara Kaman berjarak 89 Km dari Kota Tenggarong. Dapat dikunjungi melalui kendaraan darat ataupun sungai. Daerah ini terkenal dengan sejarah perjuangan kemerdekaan yang berupa tugu peringatan. Serta adanya peninggalan sejarah berupa Lesong Batu, Sumur Berani, Stupa, Benteng dan benda cagar budaya kerajaan yang lain.

4. Museum Mulawarman,
Bangunan Keraton Kutai Kartanegara terletak di Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara (Tenggarong), Keraton peninggalan Kerajaan Kutai Kartanegara ini sekarang beralih fungsi menjadi Museum Mulawarman, didirikan pada tahun 1932 oleh Pemerintah Belanda yang menyerahkan Keraton kepada Sultan Adji Muhammad Parikesit pada tahun 1935. Bahan bangunannya didominasi oleh beton mulai dari ruang bawah tanah, lantai, dinding, penyekat hingga atap.

5. Sanga-Sanga,
Berjarak 64 Km dari Kota Tenggarong. Di kecamatan ini terkenal dengan peninggalan sejarah dan peristiwa bersejarah yang dikenal sebagai Peristiwa Merah Putih yang diperingati pada tanggal 27 Januari setiap tahunnya. Adapun peninggalan sejarah yang terkenal di daerah ini adalah peninggalan Belanda, Jepang, Tugu Merah Putih, Monumen Perjuangan, Taman Makam Pahlawan, dan Sumur Minyak Tua.

6. Hadrah,
Merupakan kesenian islam yang ditampilkan dengan iring-iringan rebana/terbang (alat perkusi) sambil melantunkan syair-syair serta pujian terhadap akhlak mulia Nabi Muhammad SAW, yang disertai dengan gerak tari. Terdiri dari 2 kelompok, kelompok penabuh hadrah dan kelompok yang melantunkan syair berjanji. Hadrah biasa dipakai pada acara perkawinan, mengantar orang berangkat haji, hari-hari besar islam dan lain sebagainya.

7. Mamanda,
Mamanda merupakan seni panggung (teater), kesenian klasik Melayu (setengah musical/opera) dengan menggunakan instrument Biola dan Gendang. Tema cerita yang dibawakan biasanya tentang kisah para raja.

8. Tari Baraga Bagantar,
Awalnya Baraga Bagantar adalah upacara belian untuk merawat bayi dengan memohon bantuan dari Nayun Gantar. Sekarang upacara ini sudah digubah menjadi sebuah tarian oleh suku Dayak Benuaq.

9. Tari Belian Bawo,
Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah diubah menjadi tarian, tari ini sering disajikan pada acara-acara penerima tamu dan acara kesenian lainnya. Tarian ini merupakan tarian suku Dayak Benuaq.

10. Tari Datun,
Tarian ini merupakan tarian bersama gadis suku Dayak Kenyah dengan jumlah tak pasti, boleh 10 hingga 20 orang. Menurut riwayatnya, tari bersama ini diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai tanda syukur dan kegembiraan atas kelahiran seorang cucunya. Kemudian tari ini berkembang ke segenap daerah suku Dayak Kenyah.

11. Tari Ganjar Ganjur,
Tarian ini adalah tarian tradisi asli Kutai Kartanegara yang biasanya ditarikan hanya pada upacara-upacara besar yang dilaksanakan oleh kerabat seperti : Upacara Penyambutan Tamu-Tamu Agung. Upacara Adat ERAU, Upacara Adat Penambalan Sultan Kutai Kartanegara dan lain-lain.

12. Tari Gantar,
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya. Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.

13. Tari Hudoq,
Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu yang menyerupai binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup tubuh penari. Tarian ini erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari Hudoq dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak.

14. Tari Jepen Eroh,
Tari Jepen Eroh adalah tari garapan yang tidak meninggalkan gerak ragam aslinya, yang disebut ragam penghormatan, ragam gelombang, ragam samba setangan, ragam samba penuh, ragam gengsot, ragam anak, dan lain-lain. Eroh dalam bahasa Kutai berarti ramai, riuh dan gembira. Oleh sebab itu, penataan Tari Jepen Eroh ini penuh dengan gerak-gerak yang dinamis dan penuh unsure kebahagiaan.

15. Tari Kancet Lasan,
Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon.

16. Tari Kancet Ledo / Tari Gong
Jika Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Kancet Ledo menggambarkan kelemah-lembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua belah tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.

17. Tari Kancet Papatai / Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan perlatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.

18. Tari Kuyang
Sebuah tarian Belian dari suku Dayak Benuaq untuk mengusir hantu-hantu yang menjaga pohon-pohon yang besar dan tinggi agar tidak mengganggu manusia atau orang yang menebang pohon tersebut.

19. Tari Leleng
Tarian ini menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang akan dikawinkan secara paksa oleh orangtuanya dengan pemuda yang tak dicintainya. Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam hutan. Tarian gadis suku Dayak Kenyah ini ditarikan dengan diiringi nyanyian lagu Leleng.

20. Tari Mempang Bekawat,
Tari Mempang Bekawat adalah sebuah tari garapan dengan tidak meningglakan keaslian gerak dasar tari ini, yaitu Tari Berlian, Tari Ngelawai dan Tari Gantar yang berasal dari Suku Dayak Benuaq Tunjung yang hidup dan berkembang di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kesultanan Kutai Kartanegara

Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura

Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960. Kemudian pada tahun 2001 kembali eksis di Kalimantan Timur setelah dihidupkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai Keraton.

Sejarah

Pendirian

Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada awal abad ke-13 di daerah yang bernama Tepian Batu atau Kutai Lama (kini menjadi sebuah desa di wilayah Kecamatan Anggana) dengan rajanya yang pertama yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325). Kerajaan ini disebut dengan nama Kerajaan Tanjung Kute dalam Kakawin Nagarakretagama (1365), yaitu salah satu daerah taklukan di negara bagian Pulau Tanjungnagara oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit[1].
Lambang Kesultanan Kutai Kartanegara dalam versi lain.
Pada abad ke-16, Kerajaan Kutai Kartanegara dibawah pimpinan raja Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa berhasil menaklukkan Kerajaan Kutai (atau disebut pula: Kerajaan Kutai Martadipura atau Kerajaan Kutai Martapura atau Kerajaan Mulawarman) yang terletak di Muara Kaman. Raja Kutai Kartanegara pun kemudian menamakan kerajaannya menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sebagai peleburan antara dua kerajaan tersebut.
Pada abad ke-17, agama Islam yang disebarkan Tuan Tunggang Parangan diterima dengan baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu dipimpin Aji Raja Mahkota Mulia Alam. Setelah beberapa puluh tahun, sebutan Raja diganti dengan sebutan Sultan. Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778) merupakan sultan Kutai Kartanegara pertama yang menggunakan nama Islami. Dan kemudian sebutan kerajaan pun berganti menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura[1].
Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin (1663), negeri Kutai merupakan salah satu tanah di atas angin (sebelah utara) yang mengirim upeti kepada Maharaja Suryanata, raja Banjar-Hindu (Negara Dipa) pada abad ke-14 hingga kerajaan ini digantikan oleh Kesultanan Banjar. Sekitar tahun 1620 Kutai berada di bawah pengaruh Kesultanan Makassar. Perjanjian VOC dan Kesultanan Banjar tahun 1635 menyebutkan VOC membantu Banjar untuk menaklukan Paser dan Kutai kembali. Dengan demikian sejak tahun 1636, Kutai diklaim oleh Kesultanan Banjar sebagai salah satu vazalnya karena Banjarmasin sudah memiliki kekuatan militer yang memadai untuk menghadapi serangan Kesultanan Mataram yang berambisi menaklukan seluruh Kalimantan dan sudah menduduki wilayah Sukadana (1622)[2]. Sebelumnya Banjarmasin merupakan vazal Kesultanan Demak (penerus Majapahit), tetapi semenjak runtuhnya Demak (1548), Banjarmasin tidak lagi mengirim upeti kepada pemerintahan di Jawa. Sekitar tahun 1638 (sebelum perjanjian Bungaya) Sultan Makassar (Gowa-Tallo) meminjam Pasir serta Kutai, Berau dan Karasikan (Kepulauan Sulu/Banjar Kulan) sebagai tempat berdagang kepada Sultan Banjar IV Mustain Billah/Marhum Panembahan dan berjanji tidak akan menyerang Banjarmasin. Hal tersebut terjadi ketika Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang Sultan Mahmud yaitu Raja Tallo yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa tahun 1638-1654.[3].
Tahun 1747, VOC Belanda mengakui Pangeran Tamjidullah I sebagai Sultan Banjar padahal yang sebenarnya dia hanyalah mangkubumi. Pada 1765, VOC Belanda berjanji membantu Sultan Tamjidullah I yang pro VOC Belanda untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri diantaranya Kutai berdasarkan perjanjian 20 Oktober 1756.[4], karena VOC bermaksud menyatukan daerah-daerah di Kalimantan sebagai daerah pengaruh VOC. Padahal Kutai di bawah pengaruh La Maddukelleng (raja Wajo) yang anti VOC. Pangeran Amir, pewaris mahkota Kesultanan Banjar yang sah dibantu pamannya - Arung Turawe (kelompok anti VOC) berusaha merebut tahta tetapi mengalami kegagalan.
Pada 13 Agustus 1787, Sultan Banjar Sunan Nata Alam membuat perjanjian dengan VOC yang menjadikan Kesultanan Banjar sebagai daerah protektorat VOC sedangkan daerah-daerah lainnya di Kalimantan yang dahulu kala pada abad ke-17 pernah menjadi vazal Banjarmasin diserahkan secara sepihak sebagai properti VOC Belanda. Tahun 1778 Landak dan Sukadana (sebagian besar Kalbar) telah diperoleh VOC dari Sultan Banten. Pada 9 September 1809 VOC meninggalkan Banjarmasin (kota Tatas) dan menyerahkan benteng Tatas dan benteng Tabanio kepada Sultan Banjar yang ditukar dengan intan 26 karat. Kemudian wilayah Hindia-Belanda diserahkan kepada Inggris karena Belanda kalah dalam peperangan, Alexander Hare menjadi wakil Inggris di Banjarmasin sejak 1812. Tanggal 1 Januari 1817 Inggris menyerahkan kembali wilayah Hindia Belanda termasuk Banjarmasin dan daerah-daerahnya kepada Belanda dan kemudian Belanda memperbaharui perjanjian dengan Sultan Banjar[4]. Negeri Kutai diserahkan sebagai daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan I pada 1 Januari 1817 antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Aernout van Boekholzt.[5] Perjanjian berikutnya pada tahun 1823, negeri Kutai diserahkan menjadi daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan II pada 13 September 1823 antara Sultan Sulaiman dari Banjar dengan Hindia Belanda diwakili Residen Mr. Tobias[4].
Secara hukum Kutai dianggap negara bagian di dalam negara Banjar. Negeri Kutai ditegaskan kembali termasuk daerah-daerah pendudukan Hindia Belanda di Kalimantan menurut Perjanjian Sultan Adam al-Watsiq Billah dengan Hindia Belanda yang ditandatangani dalam loji Belanda di Banjarmasin pada tanggal 4 Mei 1826[4].

Pemindahan ibukota kerajaan

Peta Perpindahan Ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara antara tahun 1300-1960.
La Madukelleng menawan daerah Paser dan Kutai. Aji Muhammad Idris merupakan raja kutai Kartanegara pertama yang memakai gelar Sultan sebagai upaya melepaskan diri dari dominasi Sultan Banjar yang berada dalam pengaruh VOC. Sultan Aji Muhammad Idris yang merupakan menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng berangkat ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk turut bertempur melawan VOC bersama rakyat Bugis. Pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara untuk sementara dipegang oleh Dewan Perwalian[1].
Pada tahun 1739, Sultan Aji Muhammad Idris gugur di medan laga. Sepeninggal Sultan Idris, terjadilah perebutan tahta kerajaan oleh Aji Kado. Putera mahkota kerajaan Aji Imbut yang saat itu masih kecil kemudian dilarikan ke Wajo[1]. Aji Kado kemudian meresmikan namanya sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan menggunakan gelar Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.
Setelah dewasa, Aji Imbut sebagai putera mahkota yang syah dari Kesultanan Kutai Kartanegara kembali ke tanah Kutai. Oleh kalangan Bugis dan kerabat istana yang setia pada mendiang Sultan Idris, Aji Imbut dinobatkan sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin. Penobatan Sultan Muslihuddin ini dilaksanakan di Mangkujenang. Sejak itu dimulailah perlawanan terhadap Aji Kado.
Perlawanan berlangsung dengan siasat embargo yang ketat oleh Mangkujenang terhadap Pemarangan. Armada bajak laut Sulu terlibat dalam perlawanan ini dengan melakukan penyerangan dan pembajakan terhadap Pemarangan. Tahun 1778, Aji Kado meminta bantuan VOC namun tidak dapat dipenuhi[1].
Pada tahun 1780, Aji Imbut berhasil merebut kembali ibukota Pemarangan dan secara resmi dinobatkan sebagai sultan dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin di istana Kesultanan Kutai Kartanegara. Aji Kado dihukum mati dan dimakamkan di Pulau Jembayan[1].
Aji Imbut dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin memindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782. Perpindahan ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh kenangan pahit masa pemerintahan Aji Kado dan Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya. Nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja, lama-kelamaan Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong dan tetap bertahan hingga kini[6].
Pada tahun 1838, Kesultanan Kutai Kartanegara dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Salehuddin setelah Aji Imbut mangkat pada tahun tersebut.

Serangan kapal Inggris

Pada tahun 1844, 2 buah kapal dagang pimpinan James Erskine Murray asal Inggris memasuki perairan Tenggarong. Murray datang ke Kutai untuk berdagang dan meminta tanah untuk mendirikan pos dagang serta hak eksklusif untuk menjalankan kapal uap di perairan Mahakam. Namun Sultan A.M. Salehuddin mengizinkan Murray untuk berdagang hanya di wilayah Samarinda saja. Murray kurang puas dengan tawaran Sultan ini. Setelah beberapa hari di perairan Tenggarong, Murray melepaskan tembakan meriam ke arah istana dan dibalas oleh pasukan kerajaan Kutai. Pertempuran pun tak dapat dihindari. Armada pimpinan Murray akhirnya kalah dan melarikan diri menuju laut lepas. Lima orang terluka dan tiga orang tewas dari pihak armada Murray, dan Murray sendiri termasuk di antara yang tewas tersebut[6].
Insiden pertempuran di Tenggarong ini sampai ke pihak Inggris. Sebenarnya Inggris hendak melakukan serangan balasan terhadap Kutai, namun ditanggapi oleh pihak Belanda bahwa Kutai adalah salah satu bagian dari wilayah Hindia Belanda dan Belanda akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan caranya sendiri. Kemudian Belanda mengirimkan armadanya dibawah komando t'Hooft dengan membawa persenjataan yang lengkap. Setibanya di Tenggarong, armada t'Hooft menyerang istana Sultan Kutai. Sultan Aji Muhammad Salehuddin diungsikan ke Kota Bangun. Panglima perang kerajaan Kutai, Awang Long yang bergelar Pangeran Senopati bersama pasukannya dengan gagah berani bertempur melawan armada t'Hooft untuk mempertahankan kehormatan Kerajaan Kutai Kartanegara[6]. Awang Long gugur dalam pertempuran yang kurang seimbang tersebut dan Kesultanan Kutai Kartanegara akhirnya kalah dan takluk pada Belanda.
Sultan Sulaiman bersama putra mahkota dan para menteri kerajaan.
Pada tanggal 11 Oktober 1844, Sultan A.M. Salehuddin harus menandatangani perjanjian dengan Belanda yang menyatakan bahwa Sultan Kutai mengakui pemerintahan Hindia Belanda dan mematuhi pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan yang diwakili oleh seorang Residen yang berkedudukan di Banjarmasin.[7]
Tahun 1846, H. von Dewall menjadi administrator sipil Belanda yang pertama di pantai timur Kalimantan[6]. Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah Kesultanan Kutai termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[8]
Pada tahun 1850, Sultan A.M. Sulaiman memegang tampuk kepemimpinan Kesultanan Kutai kartanegara Ing Martadipura. Pada tahun 1853, pemerintah Hindia Belanda menempatkan J. Zwager sebagai Assisten Residen di Samarinda. Saat itu kekuatan politik dan ekonomi masih berada dalam genggaman Sultan A.M. Sulaiman (1850-1899). Dalam tahun 1853 penduduk Kesultanan Kutai 100.000 jiwa.[9] Tahun 1855, Kesultanan Kutai termasuk sebagai bagian dari de zuid- en oosterafdeeling van Borneo.[10] Pada tahun 1863, kerajaan Kutai Kartanegara kembali mengadakan perjanjian dengan Belanda. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa Kerajaan Kutai Kartanegara menjadi bagian dari Pemerintahan Hindia Belanda.

Pembukaan tambang batubara pertama

Keraton Kesultanan pada masa Sultan Alimuddin.
Tahun 1888, pertambangan batubara pertama di Kutai dibuka di Batu Panggal oleh insinyur tambang asal Belanda, J.H. Menten. Menten juga meletakkan dasar bagi eksploitasi minyak pertama di wilayah Kutai. Kemakmuran wilayah Kutai pun nampak semakin nyata sehingga membuat Kesultanan Kutai Kartanegara menjadi sangat terkenal pada masa itu. Royalti atas pengeksloitasian sumber daya alam di Kutai diberikan kepada Sultan Sulaiman[6].
Tahun 1899, Sultan Sulaiman wafat dan digantikan putera mahkotanya Aji Mohammad dengan gelar Sultan Aji Muhammad Alimuddin.
Pada tahun 1907, misi Katolik pertama didirikan di Laham, Kutai Barat. Setahun kemudian, wilayah hulu Mahakam ini diserahkan kepada Belanda dengan kompensasi sebesar 12.990 Gulden per tahun kepada Sultan Kutai Kartanegara.
Sultan Alimuddin hanya bertahta dalam kurun waktu 11 tahun saja, beliau wafat pada tahun 1910. Berhubung pada waktu itu putera mahkota Aji Kaget masih belum dewasa, tampuk pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara kemudian dipegang oleh Dewan Perwalian yang dipimpin oleh Aji Pangeran Mangkunegoro.
Pada tanggal 14 Nopember 1920, Aji Kaget dinobatkan sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Parikesit namun hal ini juga banyak mengalami kontroversi karena ada beberapa kerabat tidak setuju dengan pengangkatan Aji Muhammad Parikesit Tersebut, hal ini dikarenakan anggapan bahwa Aji Pangeran Soemantri 1 lah yang berhak diangkat menjadi Sultan Kutai. dalam beberapa media juga di sebutkan bahwa pengangkatan Aji Muhamad Parikesit dikarenakan ke dua saudaranya telah meninggal. Hal inilah yang mengundang banyak kontroversi dari berbagai pihak.
Sejak awal abad ke-20, ekonomi Kutai berkembang dengan sangat pesat sebagai hasil pendirian perusahaan Borneo-Sumatra Trade Co. Pada tahun-tahun tersebut, kapital yang diperoleh Kutai tumbuh secara mantap melalui surplus yang dihasilkan tiap tahunnya. Hingga tahun 1924, Kutai telah memiliki dana sebesar 3.280.000 Gulden - jumlah yang sangat fantastis untuk masa itu.
Tahun 1936, Sultan A.M. Parikesit mendirikan istana baru yang megah dan kokoh yang terbuat dari bahan beton. Dalam kurun waktu satu tahun, istana tersebut selesai dibangun.

Kedatangan Jepang

Ketika Jepang menduduki wilayah Kutai pada tahun 1942, Sultan Kutai harus tunduk pada Tenno Heika, Kaisar Jepang. Jepang memberi Sultan gelar kehormatan Koo dengan nama kerajaan Kooti.

Era kemerdekaan dan penghapusan kesultanan

Indonesia merdeka pada tahun 1945. Dua tahun kemudian, Kesultanan Kutai Kartanegara dengan status Daerah Swapraja masuk ke dalam Federasi Kalimantan Timur bersama-sama daerah Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir dengan membentuk Dewan Kesultanan. Kemudian pada 27 Desember 1949 masuk dalam Republik Indonesia Serikat.
Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom/daerah istimewa tingkat kabupaten berdasarkan UU Darurat No.3 Th.1953.
Pada tahun 1959, berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959 tentang "Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Kalimantan", wilayah Daerah Istimewa Kutai dipecah menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:
  1. Daerah Tingkat II Kutai dengan ibukota Tenggarong
  2. Kotapraja Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
  3. Kotapraja Samarinda dengan ibukota Samarinda
Pada tanggal 20 Januari 1960, bertempat di Gubernuran di Samarinda, A.P.T. Pranoto yang menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur, dengan atas nama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia melantik dan mengangkat sumpah 3 kepala daerah untuk ketiga daerah swatantra tersebut, yakni:
  1. A.R. Padmo sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai
  2. Kapt. Soedjono sebagai Walikota Kotapraja Samarinda
  3. A.R. Sayid Mohammad sebagai Walikota Kotapraja Balikpapan
Sehari kemudian, pada tanggal 21 Januari 1960 bertempat di Balairung Keraton Sultan Kutai, Tenggarong diadakan Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai. Inti dari acara ini adalah serah terima pemerintahan dari Kepala Kepala Daerah Istimewa Kutai, Sultan Aji Muhammad Parikesit kepada Aji Raden Padmo sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai, Kapten Soedjono (Walikota Samarinda) dan A.R. Sayid Mohammad (Walikota Balikpapan). Pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara dibawah Sultan Aji Muhammad Parikesit berakhir, dan beliau pun hidup menjadi rakyat biasa[6].

Penghidupan kembali Kesultanan Kutai Kartanegara

Pada tahun 1999, Bupati Kutai Kartanegara, Syaukani Hasan Rais berniat untuk menghidupkan kembali Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dikembalikannya Kesultanan Kutai ini bukan dengan maksud untuk menghidupkan feodalisme di daerah, namun sebagai upaya pelestarian warisan sejarah dan budaya Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia. Selain itu, dihidupkannya tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara adalah untuk mendukung sektor pariwisata Kalimantan Timur dalam upaya menarik minat wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Pada tanggal 7 Nopember 2000, Bupati Kutai Kartanegara bersama Putera Mahkota Kutai H. Aji Pangeran Praboe Anoem Soerja Adiningrat menghadap Presiden RI Abdurrahman Wahid di Bina Graha Jakarta untuk menyampaikan maksud di atas. Presiden Wahid menyetujui dan merestui dikembalikannya Kesultanan Kutai Kartanegara kepada keturunan Sultan Kutai yakni putera mahkota H. Aji Pangeran Praboe.
Pada tanggal 22 September 2001, Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara, H. Aji Pangeran Praboe Anoem Soerya Adiningrat dinobatkan menjadi Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan H. Aji Muhammad Salehuddin II. Penabalan H.A.P. Praboe sebagai Sultan Kutai Kartanegara baru dilaksanakan pada tanggal 22 September 2001.

Wilayah

Wilayah kekuasaan kesultanan Kutai (berwarna hijau tua).
Pada masa kejayaannya hingga tahun 1959, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas. Wilayah kekuasaannya meliputi beberapa wilayah otonom yang ada di propinsi Kalimantan Timur saat ini, yakni:
  1. Kabupaten Kutai Kartanegara
  2. Kabupaten Kutai Barat
  3. Kabupaten Kutai Timur
  4. Kota Balikpapan
  5. Kota Bontang
  6. Kota Samarinda
  7. Kecamatan Penajam
Dengan demikian, luas dari wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara hingga tahun 1959 adalah seluas 94.700 km2.
Pada tahun 1959, wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara atau Daerah Istimewa Kutai dibagi menjadi 3 wilayah Pemerintah Daerah Tingkat II, yakni Kabupaten Kutai, Kotamadya Balikpapan dan Kotamadya Samarinda. Dan sejak itu berakhirlah pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara setelah disahkannya Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Kutai melalui UU No.27 Tahun 1959 tentang Pencabutan Status Daerah Istimewa Kutai.

Keraton Kesultanan

Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara yang sekarang menjadi Museum Mulawarman.
Dokumentasi bentuk istana Sultan Kutai hanya ada pada masa pemerintahan Sultan A.M. Sulaiman yang kala itu beribukota di Tenggarong, setelah para penjelajah Eropa melakukan ekspedisi ke pedalaman Mahakam pada abad ke-18. Carl Bock, seorang penjelajah berkebangsaan Norwegia yang melakukan ekspedisi Mahakam pada tahun 1879 sempat membuat ilustrasi pendopo istana Sultan A.M. Sulaiman. Istana Sultan Kutai pada masa itu terbuat dari kayu ulin dengan bentuk yang cukup sederhana.
Setelah Sultan Sulaiman wafat pada tahun 1899, Kesultanan Kutai Kartanegara kemudian dipimpin oleh Sultan A.M. Alimuddin (1899-1910). Sultan Alimuddin mendiami keraton baru yang terletak tak jauh dari bekas keraton Sultan Sulaiman. Keraton Sultan Alimuddin ini terdiri dari dua lantai dan juga terbuat dari kayu ulin (kayu besi). Keraton ini dibangun menghadap sungai Mahakam. Hingga Sultan A.M. Parikesit naik tahta pada tahun 1920, keraton ini tetap digunakan dalam menjalankan roda pemerintahan kerajaan.
Pada tahun 1936, keraton kayu peninggalan Sultan Alimuddin ini dibongkar karena akan digantikan dengan bangunan beton yang lebih kokoh. Untuk sementara waktu, Sultan Parikesit beserta keluarga kemudian menempati keraton lama peninggalan Sultan Sulaiman. Pembangunan keraton baru ini dilaksanakan oleh HBM ( Hollandsche Beton Maatschappij ) Batavia dengan arsiteknya Estourgie. Dibutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan istana ini. Setelah fisik bangunan keraton rampung pada tahun 1937, baru setahun kemudian yakni pada tahun 1938 keraton baru ini secara resmi didiami oleh Sultan Parikesit beserta keluarga. Peresmian keraton yang megah ini dilaksanakan cukup meriah dengan disemarakkan pesta kembang api pada malam harinya. Sementara itu, dengan telah berdirinya keraton baru maka keraton buruk peninggalan Sultan Sulaiman kemudian dirobohkan. Pada masa sekarang, areal bekas keraton lama ini telah diganti dengan sebuah bangunan baru yakni gedung Serapo LPKK.
Setelah pemerintahan Kesultanan Kutai berakhir pada tahun 1960, bangunan keraton dengan luas 2.270 m2 ini tetap menjadi tempat kediaman Sultan A.M. Parikesit hingga tahun 1971. Keraton Kutai kemudian diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 25 Nopember 1971. Pada tanggal 18 Februari 1976, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyerahkan bekas keraton Kutai Kartanegara ini kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dikelola menjadi sebuah museum negeri dengan nama Museum Mulawarman. Didalam museum ini disajikan beraneka ragam koleksi peninggalan kesultanan Kutai Kartanegara, di antaranya singgasana, arca, perhiasan, perlengkapan perang, tempat tidur, seperangkat gamelan, koleksi keramik kuno dari China, dan lain-lain.
Dalam lingkungan keraton Sultan Kutai terdapat makam raja dan keluarga kerajaan Kutai Kartanegara. Jirat atau nisan Sultan dan keluarga kerajaan ini kebanyakan terbuat dari kayu besi yang dapat tahan lama dengan tulisan huruf Arab yang diukir. Sultan-sultan yang dimakamkan disini di antaranya adalah Sultan Muslihuddin, Sultan Salehuddin, Sultan Sulaiman dan Sultan Parikesit. Hanya Sultan Alimuddin saja yang tidak dimakamkan di lingkungan keraton, beliau dimakamkan di tanah miliknya di daerah Gunung Gandek, Tenggarong.
Pada tanggal 22 September 2001, putra mahkota H. Aji Pangeran Praboe Anum Surya Adiningrat dinobatkan menjadi Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan H.A.M. Salehuddin II. Dipulihkannya kembali Kesultanan Kutai Kartanegara ini adalah sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia agar tak punah dimakan masa. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah membangun sebuah istana baru yang disebut Kedaton bagi Sultan Kutai Kartanegara yang sekarang. Bentuk kedaton baru yang terletak disamping Masjid Jami' Aji Amir Hasanuddin ini memiliki konsep rancangan yang mengacu pada bentuk keraton Kutai pada masa pemerintahan Sultan Alimuddin.

Gelar kebangsawanan

Dalam Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, gelar kebangsawanan yang digunakan oleh keluarga kerajaan adalah Aji. Gelar Aji diletakkan di depan nama anggota keluarga kerajaan. Dalam gelar kebangsawanan Kutai Kartanegara dikenal penggunaan gelar sebagai berikut:
  • Aji Sultan : digunakan untuk penyebutan nama Sultan bagi kerabat kerajaan.
  • Aji Ratu : gelar yang diberikan bagi permaisuri Sultan.
  • Aji Pangeran : gelar bagi putera Sultan.
  • Aji Puteri : gelar bagi puteri Sultan. Gelar Aji Puteri setara dengan Aji Pangeran.
  • Aji Raden : gelar yang setingkat di atas Aji Bambang. Gelar ini diberikan oleh Sultan hanya kepada pria bangsawan Kutai yang sebelumnya menyandang gelar Aji Bambang.
  • Aji Bambang : gelar yang setingkat lebih tinggi dari Aji. Gelar ini hanya dapat diberikan oleh Sultan kepada pria bangsawan Kutai yang sebelumnya menyandang gelar Aji saja.
  • Aji : gelar bagi keturunan bangsawan Kutai. Gelar Aji hanya dapat diturunkan oleh pria bangsawan Kutai. Wanita Aji yang menikah dengan pria biasa tidak dapat menurunkan gelar Aji kepada anak-anaknya.
Jika pria Aji menikah dengan wanita dari kalangan bangsawan Kutai sendiri atau dari kalangan rakyat biasa maupun suku lain, maka putra-putrinya berhak menyandang gelar Aji. Namun jika wanita Aji menikah dengan pria yang bukan keturunan bangsawan Kutai, maka putra-putrinya tidak dapat memperoleh gelar Aji, kecuali jika wanita Aji tersebut menikah dengan bangsawan keturunan Arab (Sayid).
Jika wanita Aji menikah dengan keturunan Arab (Sayid), maka putra-putrinya memperoleh gelar sebagai berikut:
  • Aji Sayid : gelar ini diturunkan kepada putera dari wanita Aji yang menikah dengan pria keturunan Arab.
  • Aji Syarifah : gelar ini diturunkan kepada puteri dari wanita Aji yang menikah dengan pria keturunan Arab.
Gelar Aji Sayid maupun Aji Syarifah tetap setara dengan gelar Aji biasa. Artinya gelar ini tetap dibawah Aji Bambang maupun Aji Raden.

Wisata Budaya Kalimantan Timur

Wisata Budaya Kutai Kartanegara
Koleksi Museum Negeri Mulawarman
Terletak di Kota Tenggarong lebih kurang 45 km dari Kota Samarinda, dan 110 km dari kota Balikpapan. Museum ini diresmikan tanggal 25 Nopember 1971 oleh Gubernur Kalimantan Timur (H.A Wahab Syahranie), dan diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 18 Februari 1976. Terdapat koleksi tua gamelan, Setinggi (Singgasana), Meriam Sapu Jagat serta koleksi dari Sultan Butungan, Sultan Pasir, Sultan Sambaliung dan Sultan Gunung Tabur. Makam Raja Kutai terletak di samping museum.
Untuk menuju Kesana dari Kota Samarinda anda dapat menggunakan sepeda motor maupun mobil. Akses jalan dapat melewati jalur darat dengan melewati loa janan dengan biaya Rp. 50.000 dan menyebrangi sungai untuk motor Rp. 3000, mobil Rp. 25.000. 
Kerajaan Kutai Kartanegara
Dalam Perjalanan Sejarahnya Kerajaan Kutai Berada Dalam Pemerintahan dua Dinasti yang satu dengan yang lainnya secara prinsip berbeda latar belakang sejarahnya. Generasi Pertama yang merupakan awal pendirian Kerajaan Kutai Martadipura dan Generasi Kedua adalah Kerajaan Kutai Kartanegara. Kutai Martadipura merupakan cikal bakal kerajaan Kutai yang dikenal Sekarang ini. Dalam prasasti tidak di sebutkan siapa pendiri kerajaan ini hanya disebutkan mulai Raja Kudungga. Pusat kerajaan ini berada berada di sekitar daerah Muara Kaman Hulu sekarang ini. Masa pemerintahan Generasi Pertama ini dihitung dari data yang tertua adalah sekitar dua belas abad yaitu dari abad IV sampai abad XVII.
Untuk menuju Kesana dari Kota Samarinda anda dapat menggunakan sepeda motor maupun mobil. Akses jalan dapat melewati jalur darat dengan melewati loa janan dengan biaya Rp. 50.000 dan menyebrangi sungai untuk motor Rp. 3000, mobil Rp. 25.000. 
Desa Jantur
Desa Jantur terletak sekitar 88 mil dari Tenggarong. Desa ini merupakan perkampungan nelayan yang mayoritas penduduknya adalah masyarakat suku Banjar. Keunikan dari perkampungan ini adalah adanya sebagian rumah-rumah yang dibangun diatas rakit dan terapung di sungai. Di desa ini dapat kita saksikan kehidupan sehari-hari masyarakat desa Jantur, seperti pembuatan ikan asin secara tradisional oleh ibu-ibu rumah tangga.
Pondok Labu
Pondok Labu merupakan sebuah perkampungan suku Dayak Benuaq yang terletak sekitar 25 km dari kota Tenggarong. Di desa ni dapat dijumpai lamin (rumah adat) suku Dayak Benuaq yang dinding-dindingnya terbuat dari kulit kayu. Hampir setiap tahun di desa ini dilaksanakan upacara adat suku Dayak Benuaq seperti Ngugu Tahun. Untuk mencapai perkampungan Pondok Labu ditempuh dengan melalui jalan Tenggarong-Kota Bangun kemudian berbelok ke kanan menggunakan jalan yang dibuat oleh perusahaan batubara PT. Multi Harapan Utama. Angkutan umum menuju Pondok Labu beroperasi setiap hari di terminal angkutan desa Pasar Tangga Arung.
Desa Brubus
Daerah Muara Kaman merupakan bekas pusat pemerintahan Kerajaan Kutai Martadipura yang  terkenal dengan rajanya Mulawarman. Di Desa Brubus yang terletak sekitar 48 mil dari kota Tenggarong, masih dapat dijumpai sisa-sisa peninggalan kerajaan Hindu tertua di Indonesia tersebut seperti batu kepala babi, lesong batu, kubu-kubu kuno, dan lain-lain.
Wisata Budaya Kutai Barat  
Situs Sendawar
Situs Sendawa diyakini sebagai bekas kerjaan Sendawar dengan raja Tulur Aji Jangkat. Situs ini merupakan kawasan wisata sejarh, terletak di Kampung Karang Rejo, Kecamatan Barong Tongkok, sekitar 7Km Pusat Kota Sendawar.
Barong Tongkok
Di Desa Eheng, Kecamatan Barong Tongkok, Kutai Barat, terdapat sebuah Lamin suku Dayak Tunjung. Disini dapat disaksikan kehidupan sehari-hari masyarakat suku Dayak tersebut, khususnya dalam pembuatan hasil kerajinan dari rotan seperti Anjat (tas keranjang), Lampit (tikar rotan), dan lain-lain.
Datah Bilang
Di Desa Datah Bilang bermukim dua suku Dayak Kenyah, yakni Umaq Jalan dan Umaq Bakung. Di desa yang terletak sekitar 196 mil dari Tenggarong ini dapat ditemui dua buah Lamin dari dua anak suku tersebut serta adat istiadat setempat.
Rukun Damai
Seperti halnya Desa Datah Bilang, di Desa Rukun Damai terdapat pemukiman masyarakat suku Dayak Kenyah. Di desa ini terdapat Lamin yang dihuni oleh beberapa keluarga suku Dayak Kenyah. Rukun Damai terletak sekitar 251 mil dari Tenggarong.
 Long Bagun
Di desa Long Bagun juga terdapat sebuah Lamin, namun Lamin disini berbeda dengan yang ada di Datah Bilang atau Rukun Damai. Lamin di desa Long Bagun adalah Lamin suku Dayak Penihing, disini dapat dilihat kehidupan masyarakat dan adat istiadat setempat. Desa ini terletak sekitar 251 mil dari Tenggarong.
Long Pahangai
Di Kecamatan Long Pahangai, sekitar 297 mil dari Tenggarong,  terdapat jeram-jeram yang deras dan ganas. Sangat mengasyikkan bagi wisatawan atau pecinta alam yang menggemari kegiatan arung jeram. Disini akan diuji keberanian dan keterampilan dalam menaklukkan jeram yang ganas tersebut.
 Long Segar dan Long Nuran
Kedua desa ini bertetangga dan termasuk dalam Kecamatan Muara Wahau. Terletak di tepi Sungai Wahau, untuk mengunjunginya dapat dicapai dengan kapal sungai dari Samarinda ke long Noran atau Long Segar. Mayoritas penduduk desa ini berasal dari suku Apo Kayan. Desa ini kaya akan daya tarik seni budaya dan kerajinan seperti Mandau, patung dan lain-lain. Di desa ini sudah tersedia fasilitas akomodasi berupa lamin (rumah tradisional suku Dayak) untuk para wisatawan.
Luuq Geleo Baru
Luuq (lamin) Geleo Baru merupakan lamin cikal bakal perkampungan Galeo. Hingga sekarang, lamin ini masih berdiri dengan kokohnya yang digunakan oleh masyarakat Dayak Tunjung untuk melakukan aktifitas seni atau bahkan untuk pertemuan-pertemuan umum lainnya.
Lou Benunq
Lou ini terletak di kampung Benuq, Kecamatan Damai masih dihuni oleh 25 kk. Di sekitar lamin ini terdapat Lungun atau Tempelaaq berupa peti mati tempat kumpulan tulang-tulang leluhur mererka yang sudah meninggal puluhan tahun yang lalu melalui upacara adat Kwangkay.
Lou Tolatn
Lou Tolatn terletak di Kampung Lambing, Kecamatan Muara Lawa. Lamin ini merupakan lamin tertua di Kecamatan Muara Lawa. Lou Tolatn masih relatif alami dengan lingkungan yang masih rindang. Disekitar lamin terdapat komplek kuburan tua dan danau sebagai persediaan air untuk penghuni lamin kala itu.
Lou Mancong
Lou Mancong (Lamin Mancong) merupakan rumah oanajang atau lamin adat yang sangat terkenal di Kampung Mancong, Kecamatan Jempang. Lamin ini memiliki dua lantai yang digunakan sebagai perkumpulan masyarakat suku Benuaq di Kampung Mancong untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan membuat kerajinan tangan dan tenun doyo (ulap doyo). Tenun ikat Ulap Doyo merupakan tenun adat dan kerajinan tradisional khas suku Dayak Benuaq Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur. Ulap Doyo digunakan untuk pakaian upacara adat dan tari-tarian. Ulap Doyo ini mempunyai ciri khas yang berbeda dengan tenun iakt lainnya di Indonesia. Ciri khas tersebut terletak pada motif, sistem ikat tenun dan bahan baku berupa benag dari daun Doyo (Curcoliga Latifalia Lend)

Festival Erau angkat kebudayaan kutai

Festival Erau Angkat Kebudayaan Kutai

Satu dari tiga Erau yang dilakukan adalah Festival Erau Pelas Benua Etam, yang mengandung makna pembersihan diri.

dayak,kutaiPesona Suku Dayak merupakan salah satu kekayaan budaya masyarakat di Kutai Kartanegara. (Muhammad Muhiddin/Fotokita.net)
Festival Adat Erau "Pelas Benua Etam" 2012, festival budaya yang bersumber dari tradisi adiluhung Kesultanan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akan digelar 1-8 Juli mendatang.
Kutai dikenal merupakan peradaban kerajaan tertua Indonesia. Erau berasal dari kata dalam bahasa Kutai, 'eroh', yang artinya keramaian, hilir mudik, tumpah ruah, atau suasana riuh bergembira ria. Pelaksanannya setahun sekali selama tujuh hari tujuh malam. Satu dari tiga Erau yang dilakukan adalah Festival Erau Pelas Benua Etam, yang mengandung makna pembersihan diri.
Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari mengungkapkan, Festival Erau sudah berlangsung dari zaman kerajaan dulu, diperkirakan sejak abad ke-12. Diangkat kembali lewat prakarsa pemerintah setempat pada tahun 1970, tetapi sempat stagnan pada beberapa waktu.
"Kali ini, penyelenggaraan Festival Erau Pelas Benua Etam diperbarui, diperluas, disesuaikan dengan kekinian. Lewat festival tahunan, kami ingin tetap melestarikan warisan tradisi bagian dari kekayaan budaya bangsa," kata Rita saat pertemuan pers di Jakarta, Kamis (28/6).
Tidak semata festival adat dan seni budaya, festival ini pun dapat memberi dampak positif bagi segi pariwisata dan ekonomi kreatif. Menurut Sapta Nirwandar, Wamen Parekraf, wilayah Kutai sangat potensial untuk pariwisata. Kutai dapat dikembangkan atau dipasarkan menjadi destinasi wisata heritage. Namun juga dalam hal lingkungan alamnya yang indah dan kaya akan SDA, atau potensi sektor industri kreatifnya.
Rita senada mengakui hal ini. "Kami sekarang sedang berbenah secara serius untuk menjadi daerah tujuan wisata, supaya wisatawan yang domestik maupun mancanegara datang berwisata ke Kutai. pembangunan infrastruktur juga terus ditingkatkan, rencananya akan dibangun bandar udara langsung di sini," jelasnya.
Festival Erau bakal diisi dengan kegiatan berupa upacara dan ritual-ritual sakral sampai yang bersifat hiburan. Di antaranya kirab budaya, pagelaran seni (musik gambus, seni berdendang/tarsul, dan lain-lain), kuliner terapung, bermacam permainan tradisional, dan pula berseprah yaitu makan bersama-sama di jalan yang telah dikosongkan.
(Gloria Samantha)